Diperkirakan sekitar 50 juta-70 juta orang Indonesia menderita kekurangan darah atau anemia. Dari jumlah itu sebanyak 50,9% penderita anemia itu adalah wanita hamil.
Hal itu diungkapkan dr Indra Marki SpPD, koordinator acara simposium mini yang bertema Anemia dan Wanita yang digelar di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), di Jakarta belum lama ini.
Pada simposium yang diselenggarakan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi), dr Coshpiadi Irawan SpPD, K-HOM menjelaskan berdasarkan definisi WHO bahwa anemia adalah suatu keadaan sesorang dengan Hb (hemoglobin) kurang dari normal.
“Hemoglobin adalah bagian dari elemen tubuh manusia yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jadi anemia tidak sama dengan penyakit tekanan darah rendah,” jelas Cosphiadi.
Wanita Rentan Anemia
Sementara itu dr Junita Indarti SpOG menjelaskan bahwa kebutuhan zat besi (Fe) untuk perempuan 1 mg per hari dan perempuan hamil 6-10 mg per hari. Tetapi dia menambahkan bahwa kaum perempuan sangat rentan mengalami kurang darah atau anemia.
“Penyebabnya perempuan mengalami mentruasi, hamil, dan persalinan. Selain itu, perempuan juga menderita penyakit alat kandungan seperti kanker leher rahim, kanker endometrium (selaput lendir rahim), dan kanker indung telur,” katanya.
Menurut Junita, anemia pada perempuan dapat memberi pengaruh tidak baik terutama saat kehamilan, persalinan, dan nifas, serta setelahnya. Anemia pada perempuan juga bisa berakibat keguguran, kelahiran prematur, persalinan lama karena rahim tidak berkontraksi.
“Selain itu, anemia pada perempuan dapat menyebabkan pendarahan pascamelahirkan, syok, infeksi saat persalinan atau setelahnya. Bila Hbnya kurang dari 4 gram per desiliter bisa membuat gagal jantung,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar